Sma Saraswati Seririt

Jalan Jendral Sudirman, Tangguwisia, Seririt.

Sma Saraswati Seririt

Jalan Jendral Sudirman, Tangguwisia, Seririt.

Sma Saraswati Seririt

Jalan Jendral Sudirman, Tangguwisia, Seririt.

Sma Saraswati Seririt

Jalan Jendral Sudirman, Tangguwisia, Seririt.

Sma Saraswati Seririt

Jalan Jendral Sudirman, Tangguwisia, Seririt.

Jumat, 28 Oktober 2011

Tugas Sosiologi : Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian


SMA SARASWATI SERIRIT
TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat  Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini dirancang untuk memudahkan kita dalam mempelajari tentang Sosiologi.
Dan, kami berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kalian dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Sosiologi. Tidak lupa, kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan tugas ini, saya ucapkan terima kasih.



            juni  2011     

Penyusun








i
Daftar isi
Kata pengantar……………………………………………………………        i
Daftar isi……………………………………………………………………...        ii
BAB I       Sosialisasi sebagai proses pembentukan
 kepribadian……………………………………………………        1
A.  Sosialisasi…….………………..…………………………………...       1
B.  Fungsi nilai dan norma sosial dalam proses
 sosialisasi……..……………………………………….…………..        4
C.   Kepribadian………………………………………….…………..…      4
D.  Kebudayaan dan pengaruhnya terhadap
kepribadian …………………………………………………….....       6
BAB II     Sikap-sikap antisosial dan prilaku menyimpang..      8
A.  Sikap-sikap antisosial …………….…………………………..        8
B.  Perilaku menyimpang………………………..………………..       8
BAB III     Penerapan pengetahuan sosiologi dalam
                     kehidupan bermasyarakat………………………………       12
A.  Penerapan sosiologi dalam kehidupan
 bermasyarakat…………………………………………………...       12
Daftar Pustaka……………………………………………………………..       15
ii
Bab i
Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian

A.  Sosialisasi
1.     Hakikat sosialisasi
Secara umum sosialisasi adalah proses belajar dan penyesuaian diri yang membantu individu mempelajari bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya supaya ia dapat berperan dan berfungsi dengan baik dalam kelompoknya.
           Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi adalah suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan mastarakat di lingkungannya.
           Adapun pengertian sosialisasi menurut para ahli, yaitu :
a.       Soerjono Soekanto, sosialisasi merupakan proses mengomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
b.      Koentjaraningrat, sosialisasi merupakan suatu proses, yaitu proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system social.
c.       Vembriarto, sosialisasi merupakan proses belajar, yaitu proses akomodasi dimana individu menahan, mengubah implus-implus dalam dirinya, dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
d.      Sukandar Wiraatmaja, sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan, dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.
e.       Prof. Dr. Nasution, S.H, sosialisasi adalah proses membingbing individu ke dalam dunia social (sebagai warga masyarakat yang dewasa).
f.        David F. Aberle, sosialisasi adalah pola-pola mengenai aksi social atau aspek-aspek tingah laku, yang menanamkan pada individu keterampilan-keterampilan, motif-motif, dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang sekarang atau yang tengah diantisipasikan sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari.
g.       John C. Macionis, sosialisasi adalah pengalaman social seumur hidup dimana individu dapat mengembangkan potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan masyarakat.
h.      Jack Levin dan James L. Spates, sosialisasi adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan kedalam kepribadian individu.
i.         Paul B.Horton, sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
j.         Irvin L. Child, sosialisasi adalah segenap proses dengan individu yang dilahirkan dengan banyak sekali potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya, yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dan kelompoknya.
1
k.       Peter L. Berger, sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
Sosialisasi merupakan suatu proses masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok, sehingga proses sosialisasi adalah proses aktif.

2.     Tujuan sosialisasi
Tujuan pokok dari sebuah proses sosialisasi menurut Robert M.Z. Lawang, yaitu :
a.       Dengan memiliki norma, nilai, serta peran yang dimiliki anak, ia mampu hidup dengan baik dalam masyarakat.
b.      Supaya masyarakat tetap dengan semua nilai dan normanya.
Tujuan sosialisasi secara umum yaitu :
a.       Memberi dan menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien, serta mengembangkan kemampuan individu untuk membaca, menulis, bahkan bercerita.
b.      Proses pembentukan sikap.
c.       Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seorang individu untuk melangsungkan hidupnya di tengah-tengah suatu masyarakat di mana ia tinggal.
d.      Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
e.       Membiasakan individu dengan nilai-nilai kepercayaan yang pokok dan mendasar yang ada pada masyarakat dim ana ia tinggal.

3.     Faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi
a.       Kematangan fisik seseorang
b.      Lingkungan atau sarana sosialisasi
1.      Interaksi dengan sesama
2.      Bahasa
3.      Kasih sayang
c.       Keinginan yang kuat

4.     Jens sosialisasi
a.       Sosialisasi primer
      Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat.
b.      Sosialisasi sekunder
      Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sector baru dari dunia objektif masyarakatnya. Dua bentuk sosialisasi sekunder adalah :
1.      Resosialisasi, yaitu proses ketika seseorang mendapat suatu identitas diri yang baru.
2.      Desosialisasi, yaitu suatu proses ketika seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang telah dimiliki.

2
c.       Sosialisasi represif
      Sosialisasio represif merupakan sosialisasi yang menekankan pada pengawasan yang ketat dan pemberian hukuman kepada seseorang yang melanggar norma atau peraturan yang berlaku.
d.      Sosialisasi partisipatoris
      Sosialisasi partisipatoris merupakan sosialisasi yang menekankan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosialisasi.

5.     Tipe sosialisasi
a.       Sosialisasi formal
Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara.
b.      Sosialisasi informal
Sosialisasi informal adalah sosialisasi yang terjadi dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.

6.     Agen sosialisasi


a.       Keluarga
b.      Kelompok bermain atau sebaya
c.       Sekolah
d.      Lingkungan kerja
e.       Media massa
f.        Masyarakat


7.     Proses sosialisasi
a.       Macam-macam proses sosialisasi
1.      Proses sosialisasi yang terjadi tanpa sengaja melalui proses interaksi social.
2.      Proses sosialisasi yang terjadi secara sengaja melalui pendidikan dan pengajaran.
b.      Tahap-tahap proses sosialisasi
1.      Pemikiran George Herbert Mead
Menurut George Herbert Mead ada 4 tahapan sosialisasi yaitu :
a.       Tahap persiapan (preparatory satge)
b.      Tahap meniru (play stage)
c.       Tahap siap bertindak (game stage)
d.      Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
2.      Pemikiran Charles Horton Cooley
Tiga tahap terbentuknya looking-glass self adalah sebagai berikut :
a.       Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.
b.      Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya
c.       Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.

8.     Indikator sosialisasi
Indicator keberhasilan proses sosialisasi berjalan dengan baik adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatnya status yang seringkali diikuti dengan meningkatnya kepercayaan dan meningkatnya peranan social di lingkungan social yang baru.

3
b.      Terintegrasi secara kuat dengan masyarakat setempat dalam setiap aktifitas yang ditandai dengankeakraban dan persaudaraan diantara individu tersebut dengan masyarakatlain.
c.       Dapat menyesuaikan diri dengan lingkunngan social maupun lingkungan fisiknya.

B.   Fungsi Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi suatu budaya bisa dilaksanakan melalui 3 tahap berikut :
1.      Sosialisasi antisipasi (tahap kedatangan)
2.      Pertemuan
3.      Perubahan dan pemahaman yang bertambah (tahap metamorphosis)
Berikut ini beberapa fungsi nilai social dalam proses sosialisasi :
1.      Sebagai ppendorong.
2.      Sebagai petunjuk arah.
3.      Sebagai alat pengawas.
4.      Sebagai alat solidaritas.
5.      Sebagai benteng perlindungan.

C.   Kepribadian
1.     Definisi kepribadian
Definisi kepribadian menurut para ahli yaitu :
a.       Koentjaraningrat, kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku manusia.
b.      Roucek dan Warren, kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari prilaku seorang individu.
c.       M.A.W. Brower, kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
d.      Theodore M. Newcomb, kepribadian sebagai organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang prilaku.
e.       J. Milton Yinger, kepribadian adalah keseluruhan prilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
f.        Abin Syamsuddin Makmun, kepribadian adalah kualitas prilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik.

2.     Susunan kepribadian
a.       Pengetahuan
b.      Perasaan
c.       Dorongan naluri

3.     Karakteristik kepribadian
Kepribadian yang sehat ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
a.       Mampu menilai diri secara realistic.

4
b.      Mampu menilai situasi secara realistic.
c.       Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic.
d.      Menerima tanggung jawab.
e.       Kemandirian.
f.        Dapat mengontrol emosi.
g.       Berorientasi tujuan.
h.      Berorientasi keluar.
i.         Penerimaan social.
j.         Memiliki filsafat hidup.
k.       Berbahagia.
Kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
a.       Mudah marah.
b.      Menunjukkan kecemasan.
c.       Sering merasa tertekan.
d.      Memiliki kebiasaan berbohong.
e.       Hiperaktif.
f.        Bersikap memusuhi segala bentuk otoritas.
g.       Gemar mengkritik atau mencemooh orang lain.
h.      Susah tidur.
i.         Kurang mempunyai rasa tanggung jawab.
j.         Kurang mempunyai kesadaran untuk mematuhi ajaran agama.
k.       Bersikap pesimis dan kurang bergairah dalam menghadapi kehidupan.

4.     Faktor- faktor pembentuk kepribadian
a.       Faktor biologis
b.      Faktor geografis (lingkungan fisik)
c.       Faktor kebudayaan khusus
d.      Faktor pengalaman kelompok
e.       Faktor pengalaman unik

5.     Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi
a.       Tahap pertama
Merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak berusia 1-2 tahun.
b.      Tahap kedua
Merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar anak tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya.
c.       Tahap ketiga
Merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia antara   25-28 tahun.


5
6.     Perubahan kepribadian
Ada beberapa faktor penyebab tejadinya perubahan kepribadian, yaitu :
a.       Faktor organik.
b.      Faktor lingkungan social budaya.
c.       Faktor dari dalam individu itu sendiri.

D.  Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian
1.    Definisi kebudayaan
Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu, budhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Definisi kebudayaan menurut beberapa ahli yaitu :
a.       Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (sosiolog), kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia.
b.      Koentjaraningrat (antropolog), kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui belajar.
c.       E.B. Tylor (antropolog), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan lain, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
d.      Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, kebudayaan merupakan segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat yang berlangsung turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya sehingga tetap hidup.
e.       Ralph Linton, kebudayaan merupakan konfigurasi dari hasil yangbersumber pada tingkah laku yang dipelajari.
f.        C. Kluckhohn dan Kelly, kebudayaan merupakan semua rancangan hidup yang tercipta secara historis.
g.       Kroeber, kebudayaan adalah keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
2.    Unsur-unsur kebudayaan
Terdapat beberapa pendapat mengenai unsur-unsur kebudayaan, yaitu :
a.      Bronislaw Malinowski
Ia menyebutkan 4 unsur pokok kebudayaan yaitu :
1.      System norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat di dalam menguasai alam disekitarnya.
2.      Organisasi ekonomi.
3.      Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan.
4.      organisasi kekuatan.

6
b.     Melville J. Herskovits
Ia menyebutkan 4 unsur pokok yang menyusun kebudayaan yaitu :
1.      Alat-alat teknologi
2.      System ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik
c.      Kluckhohn
Ia menguraikan unsur-unsur 7 pokok kebudayaan yaitu :
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
3.      System kemastarakatan
4.      Bahasa
5.      Kesenian
6.      System pengetahuan
7.      Religi

3.    Wujud kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat terdapat 3 wujud kebudayaan yaitu :
a.       Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b.      Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.       Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

4.    Sifat hakikat kebudayaan
Sifat hakikat kebudayaan meliputi :
a.       Kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia.
b.      Kebudayaan telah ada sebelum lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.       Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d.      Kebudayaan meliputi aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban dan tindakan-tindakan, baik yang diterima maupun yang ditolak, serta tindakan-tindakan yang dilarang maupun tindakan yang diizinkan.

5.    Tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi kebudayaan
Terdapat 5 tipe kebudayaan khusus yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu:
a.       Kebudayaan khusus berdasarkan factor kedaerahan, diantaranya system social.
b.      Kebudayaan khusus masyarakat desa dan kota, diantaranya pola hidup.
c.       Kebudayaan khusus kelas social, diantaranya cara makan, dan etika pergaulan.
d.      Kebudayaan khusus atas dasar agama, diantaranya pola hidup dan budaya yang disesuaikan dengan ajaran agama masing-masing.
e.       Kebudayaan khusus berdasarkan profesi, diantaranya kepribadian militer dan pegawai.
7
Bab ii
Sikap-sikap antisosial dan perilaku menyimpang

A.  Sikap-Sikap Antisosial
Antisosial terdiri dari 2 kata, yaitu “anti” yang berarti menentang atau memusuhi dan “sosial” yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Jadi, antisosial adalah suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum.
Sikap antisosial dapat terjadi karena berbagai macam faktor yaitu :
1.      Kekecewaan terhadap system social yang terdapat dalam masyarakat.
2.      Kegagalan dalam proses sosialisasi yang dialami seseorang.
3.      Ketidakmampuan memahami secara penuh system nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Terdapat 2 macam tindakan antisosial berdasarkan sifatnya yaitu :
1.      Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja.
2.      Tindakan antisosial karena tidak peduli.
Tindakan  antisosial digolongkan menjadi 3 tipe yaitu :
1.      Dilakukan di jalan
2.      Dilakukan oleh tetangga
3.      Dilakukan terhadap lingkungan sekitar
Menurut Soerjono Soekanto terdapat 3 istilah yang berhubungan dengan sikap antisosial, yaitu:
1.      Antikonformitas, adalah suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma-norma social yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau sekelompok individu.
2.      Aksi Antisosial, adalah sebuah aksi yang menempatkan kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok tertentu di atas kepentingan umum.
3.      Antisocial Grudge, yaitu rasa dendam atau sakit hati terhadap masyarakat maupun terhadap aturan social tertentu sehingga menimbulkan perilaku menyimpang.

B.   Perilaku Menyimpang
1.     Definisi perilaku menyimpang
Definisi perilaku menyimpang menurut beberapa ahli yaitu :
a.       Kartini Kartono, penyimpangan merupakan tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan.
b.      Robert M.Z. Lawang, perilaku menyipmang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam system tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut.
c.       Paul B. Horton, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompok ataupun masyarakat.
8
d.      James Vander Zander, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah/sebagian besar orang atau masyarakat.
e.       Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Secara umum perilaku menyimpang adalahperilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma social yang dianut oleh masyarakat.

2.     Sebab-sebab perilaku menyimpang
a.       Hasil sosialisasi yang tidak sempurna (ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan).
b.      Proses belajar yang menyimpang.
c.       Ketegangan antara kebudayaan dan struktur social.
d.      Ikatan social yang berlainan.
e.       Hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang.

3.     Ciri-ciri perilaku menyimpang
a.       Penyimpangan harus dapat didefinisikan
b.      Penyimpangan dapat diterima dan dapat pula ditolak
c.       Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
d.      Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
e.       Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
f.        Penyimpangan social bersifat adaftif (menyesuaikan)

4.     Sifat-sifat penyimpangan
a.       Penyimpangan bersifat positif, yaitu suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan/ norma yang berlaku namun mempunyai dampak poisitif terhadap system social di mana ia tinggal.
b.      Penyimpangan bersifat negatif, yaitu kecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai  social yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu system social yang ada.

5.     Macam-macam perilaku menyimpang
a.       Berdasarkan kekerapannya
1.      Penyimpangan primer, adalah penyimpangan social yang bersifat sementara (temporal), sehingga individu yang melakukan penyimpangan tersebut masih dapat diterima oleh kelompok sosialnya sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum tidak berlangsung secara terus-menerus.
2.      Penyimpangan sekunder, adalah penyimpangan social yang nyata dan sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat-akibat yang yang cukup parah dan mengganggu orang lain.

9
b.      Berdasarkan jumlah pelakunya
1.      Penyimpangan individual, merupakan pelanggaran/penolakan yang dilakukan oleh seseorang/individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
2.      Penyimpangan kelompok, merupakan penyimpangan yang dilakukan bersama-sama oleh sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu.

6.     Media pembentukan perilaku menyimpang
a.       Keluarga
b.      Lingkungan tempat tinggal
c.       Kelompok bermain
d.      Media massa

7.     Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang bersifat negativ yaitu :
a.       Tindakan kriminal atau kajahatan
Menurut Light Keller dan Calhoun ada 4 tipe kejahatan yaitu :
1.      Kejahatan tanpa korban
2.      Kejahatan yang diorganisasi
3.      Kejahatan oleh seorang yang mempunyai status tinggi
4.      Kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan
b.      Penyalahgunaan narkotika
Ada beberapa jenis bahan narkotika dan obat bius yaitu :


1.      Tembakau
2.      Kafein
3.      LSD (Lusergic Acid Diethylamide)
4.      Candu/Opium
5.      Morfin
6.      Alcohol
7.      Kokain
8.      Ganja/Mariyuana


c.       Perkelahian pelajar/mahasiswa
Perkelahian pelajar/mahasiswa merupakan masalah social yang berkaitan dengan krisis moral.
d.      Hubungan seksual di luar nikah
Hubungan seksual di luar nikah merupakan salah satu bentuk penyimpangan dan penyakit masyarakat yang tidak dapat dibenarkan oleh norma apapun, sehingga hubungan seksual di luar nikah termasuk prilaku menyimpang yang ditentang oleh masyarakat.
e.       Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksual merupakan perilaku seksual yang tidak semestinya, misalnya perzinahan, lesbianisme, homoseksual, kumpul kebo, dan sodomi.





10
8.     Teori terjadinya perilaku menyimpang
a.       Berdasarkan sudut pandang sosiologi
1.      Teori pergaulan berbeda
Dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurutnya perilaku menyimpang merupakan perilaku yang disebabkan  hubungan diferensiasi.
2.      Teori labeling
Dikemukakan oleh Edwin M. Lemert. Menurutnya perilaku menyimpang merupakan perilaku yang menyimpang karena pemberian julukan.
3.      Teori merton
Menurut Robert K. Merton, ada 5 tipe cara adaptasi individu untuk mencapai tujuan budaya dari yang wajar sampai menyimpang yaitu :
a.       Konformitas, merupakan sikap menerima tujuan budaya dengan cara mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat.
b.      Inovasi, merupakan sikap menerima secara iklas cara-cara pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara baru yang belum biasa/tidak umum dilakukan.
c.       Ritualisme, merupakan sikap menerima cara-cara yang diperkenankan secara cultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan.
d.      Pengasingan diri, merupakan sikap menolak tujuan-tujuan ataupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.
e.       Pemberontakan, merupakan sikap menolak sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakatnya dan menggantikan dengan cara yang baru.
4.      Teori fungsi
Dikemukakan oleh Emile Durkheim. Menurutnya kejahatan perlu bagi masyarakat karena dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
b.      Berdasarkan sudut pandang psikologi
Sigmund Freud menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat 3 bagian penting yaitu :
1.      Id adalah bagian diri yang bersifat tidak sadar.
2.      Ego adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi sebagai penjaga pintu kepribadian.
3.      Superego adalah bagian diri yang telah mengabsorpsi (menyerap) nilai-nilai cultural yang berfungsi sebagai suara hati.
c.       Berdasarkan sudut pandang biologi
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi 3 tipe dasar yaitu :
1.      Endomorph (bundar, halus dan gemuk)
2.      Mesomorph (berotot dan atletis)
3.      Ectomorph (tipis dan kurus)
d.      Berdasarkan sudut pandang kriminologi
1.      Teori konplik
2.      Teori pengadilan

11
Bab iii
Penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat

A.    Penerapan Sosiologi Dalam Kehidupan Bermasyarakat.
Sosiologi merupakan suatu kajian mengenai masyarakat dan hubungannya dengan lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal. Adapun penerapan sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah social yang ada, dapat dilakukan melalui beberapa macam hal sebagai berikut :
1.     Perencanaan sosial (social planning)
Dalam sosiologi perencanaan social merupakan alat untuk mendapatkan perkembangan social yaitu dengan cara menguasai dan memanfaatkan kekuatan alam dan social sekaligus menciptakan tata tertib social.
Ogburn dan Nimkoff mengemukakan tentang prasarat perencanaan sosial yang efektif yaitu sebagai berikut :
a.       Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu system ekonomi dimana telah digunakannya uang.
b.      Adanya system pengumpulan data dan analisis yang baik.
c.       Terdapat sikap public yang baik terhadap usaha perencanaan sosial.
d.      Terdapat pemimpin ekonomi dan politik yang progresif.

2.     Melakukan penelitian sosiologi sebagai penunjang pembangunan
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan kontruksi serta dilakukan secara metodologis, sistematis, serta konsisten. Terdapat beberapa macam penelitian yaitu :
a.       Penelitian murni, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
b.      Penelitian yang terpusatkan pada masalah, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan teori.
c.       Penelitian terapan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat atau pemerintah.
Penelitian sosiologi merupakan proses pengungkapan kebenaran melalui penggunaan konsep dasar dalam sosiologi sebagai ilmu yang meliputi :


a.       Interaksi sosial
b.      Kelompok sosial
c.       Kebudayaan
d.      Lembaga sosial
e.       Lapisan sosial
f.        Kekuasaan dan wewenang
g.       Perubahan sosial
h.      Masalah sosial


12
3.     Pengendalian sosial (social control)
a.       Pengertian pengendalian sosial
Pengertian pengendalian sosial menurut para ahli, yaitu :
1.      Bruce J. Cohen, menurutnya pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang supaya berprilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau masyarakat luas.
2.      Joseph S. Roucek, menurutnya pengendalian sosial adalah segala proses baik yang direncanakan maupun yang tidak.
3.      Peter L. Berger, menurutnya pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menympang.
b.      Tujuan pengendalian sosial
1.      Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku, baik dengan kesadaran sendiri maupun karena paksaan.
2.      Agar dapat mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat.
3.      Bagi orang yang melakukan penyimpangan diusahakan agar kembali mematuhi norma-norma yang berlaku.
c.       Ciri-ciri pengendalian sosial
1.      Suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat
2.      Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat.
3.      Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, atau suatu kelompok terhadap individu.
4.      Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak.
d.      Fungsi pengendalian sosial
Fungsi utamanya yaitu untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman masyarakat. Terdapat 5 fungsi pengendalian sosial menurut Koentjaraningrat yaitu:
1.      Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
2.      Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
3.      Mengembangkan rasa malu
4.      Mengembangkan rasa takut
5.      Menciptakan system hukum
e.       Jenis-jenis pengendalian sosial
1.      Pengendalian sosial berdasarkan cara yang digunakan
a.       Melalui sosialisasi
b.      Melalui tekanan sosial
c.       Melalui kekuatan
2.      Pengendalian sosial berdasarkan sifatnya
a.       Pengendalian preventif, dilakukan sebelum terjadi pelanggaran dan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
b.      Pengendalian represif, dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran dan hendak diusahakan untuk memulihkan keadaan pada situasi semula seperti sebelum pelanggaran tersebut terjadi.
13
3.      Pengendalian sosial berdasarkan pelaksanaan/prosesnya
a.       Pengendalian persuasive, terjadi apabila pengendalian sosial tersebut ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membingbing.
b.      Pengendalian kohersif, terjadi apabila pengendalian sosial tersebut ditekankan pada kekerasan atau ancaman dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaan.
4.      Pengendalian sosial berdasarkan tingkat kekerasan yang digunakan
a.       Kompulasi, adalah pemaksaan terhadap seseorang supaya taat dan patuh terhadap norma-norma sosial yang berlaku.
b.      Pervasi, penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang dengan harapan norma-norma tersebut dapat masuk ke dalam kesadaran seseorang sehingga orang tersebut mau mengubah sikapnya.
f.        Sarana pengendalian sosial
1.      Teguran
2.      Desas-desus
3.      Cemoohan
4.      Kekerasan fisik
5.      Pengucilan
6.      Intimidasi
7.      Pendidikan
8.      Hukuman
9.      Sanksi
10.  Agama
g.       Lembaga-lembaga pengendalian sosial
1.      Polisi
2.      Pengadilan
3.      Adat
4.      Tokoh agama
5.      Tokoh masyarakat
6.      Sekolah
7.      Keluarga












14
Daftar Pustaka

Fitri Wulandari, S.Sos. 2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Sosiologi SMA/MA Kelas X. Klaten: Viva Pakarindo.